Harga Tiket Bus Kok Berbeda?, Lalu Apakah Bus AKAP Untung? Begini Perhitungan BOK & Load Factor




Halo Kembali bersama saya Ambang, kali ini kita akan membahas tiket, dan rute AKAP. Tulisan ini masih menjadi satu bagian pada seri #StartItUP, dimana seri ini membahas PO dari segi perusahaan. Ide awal bikin tulisan ini karena melengkapi seri #StartItUP, sekaligus melengkapi postingan mas Aditya Yudha Pradana Yang menurut saya kurang lengkap.

Selain itu juga nih tiap saya posting seri #StartItUp banyak yang request untuk di buatkan keuntungan dari rute AKAP ini, ada juga pertanyaan bagaimana harga tiket ditentukan. Yaudah deh dijawab pada postingan yang panjang ini, btw karena kontennya panjang jadi luangkan waktu untuk membaca & memahaminya ya. kalau masih belum paham coba baca secara perlahan dan berulang

Penentuan besaran tarif angutan membutuhkan penanganan dan kebijakan yang arif. Karena harus dapat menjembatani kepentingan penumpang selaku konsumen dan pengusaha/operator angkutan umum. Lemahnya daya beli dan kemauan membayar dari masyarakat seringkali menjadi alasan penundaan bahkan pembatalan perubahan tarif yang ada.

Pada dasarnya peneteapan tarif oleh pemerintah bertujuan untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraan angkutan umum perkotaan dengan mutu jasa standar keselamatan di satu pihak, juga mempertimbangkan kemauan membayar dari pemakai.

Materi & Teori


Bicara tiket akan masuk ke ranah Biaya Operasional Kendaraan (BOK), dimana BOK adalah total biaya yang dikeluarkan oleh pemakai jalan dengan menggunakan moda tertentu dari zona asal ke zona tujuan. Biaya operasi kendaraan terdiri dari dua komponen yang biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variabel Cost).

Lihat Gambar berikut ini untuk mengetahui Bagian-Bagian dari Biaya Operasional Kendaraan (BOK).



Dalam tabel ini Saya tidak menjelaskan pengertian dari masing-masing biaya karena akan membuat postingan menjadi semakin panjang. Saya rasa sobat juga sudah mengetahui apa saja biaya tersebut dari segi pengertian & kajian teori.

Mulai Hitungan.....

Berasa masuk kuliah Fakultas Ekonomi ya, habis teori terus hitungan akwkwkwaka. Oh ya mau ngucapin dulu selamat yang buat para adek-adek yang lolos SNMPTN, khususnya buat yg ke FE semangat terus menghitung "Uang Fiktif", percaya deh postingan gini tuh 11-12 tugas kuliah. Dalam hitungan ini saya akan menggunkan asumsi, berikut ini asumsinya :

1. Data tahun 2015. "Kok gak terbaru? atau minimal 1/2/3 tahun terakhir" Jawabannya karena kalau pakai data sekarang bikin perkiraan susah karena ada Wabah Covid-19, kemudian data 1/2/3 tahun saya males research karena bulan april saya harus kejar target Proposal Skripsi, Research Valuasi perusahaan Astra (ASII), Bank BCA (BBCA) & United Tractor (UNTR). Karena faktor itu saya memilih tahun 2015 karena datanya pun sudah ready. Lagi pula angkanya juga gak beda-beda jauh kok, kan ini contoh study kasus.

2. Rute Bus JAKARTA - SOLO Kelas EXE, pulau jawa. Karena sumatra, kalimantan, dan sulawesi beda lagi nominal dan hitungan, saya sendiri punya data untuk pulau sumatra cuma karena saya lagi males  jadinya pakai pulau jawa saja, kepanjangan cuy.

3. Analisis ini menggunakan perhitungan "Jika" okupansi saat penuh hingga sepi. Biar fair dong masa hitung pas rame doang, sekaligus memanajemen resiko bisnis PO. FYI nih dunia transportasi itu ada namanya "Low Season & High Season" jadi ada masanya. Disini juga nih para direksi hatur membuat strategi menghadapi LS&HS ini.

Yuk Kita Bahas

Disclaimer : Data ini saya dapatkan dari salah satu PO yang melayani rute Jakarta-Solo, Saya sebagai penulis tidak dapat mendisclosure identitas perusahaan tersebut. Namun data yang terdapat pada tulisan ini dapat dipertanggung jawabkan. 

Harga Tiket (Tahun 2015) Rp.195.000/penumpang.

Informasi Kendaraan :
1. Type : Bus Besar Single Decker (Bus UHD-DD beda lagi hitungannya ya sobat)
2. Jenis pelayanan : Executive Class
3. Kapasitas/daya angkut : 36,00 orang
4. Asumsi Load Factor = 70% : 25,20 orang

Informasi Rute
1. Km-tempuh/rit : 512,00 km
2. Frekwensi / hari : 1,00 rit
3. Km-tempuh/hari : 512,00 Km / hari
4. Hari Operasi / bulan : 25,00 hari
5. Hari Operasi / tahun : 300,00 hari
6. Km-tempuh/bulan : 12.800,00 Km
7. Km-tempuh/tahun : 153.600,00 Km
8. Penumpang/rit : 25,20 pnp
9. Penumpang/hari (PH) : 25,20 pnp
10. Penumpang/bulan(PB) : 630,00 pnp
11. Penumpang/tahun(PT) : 7.560,00 pnp

Perhitungan BOK (Biaya Operasional Kendaraan)

1. Biaya langsung
a. Penyusutan = Rp. 27.407,41 /Pnp
B. Awak Bus = Rp. 20.833,33 /Pnp
c. B B M = Rp. 58.253,83 /Pnp
d. Ban = Rp. 17.714,60 /Pnp
e. Service kecil = Rp. 5.555,56 /Pnp
f. Service besar = Rp. 2.710,84 /Pnp
g. Overhaul Mesin = Rp. 2.643,52 /Pnp
h. Overhoul Body = Rp. 3.568,75 /Pnp
i. Cuci bus = Rp. 1.984,13 /Pnp
j. Penggantian suku cadang = Rp. 1.851,85 /Pnp
k. Pemeliharaan body = Rp. 3.333,33 /Pnp
l. Biaya PKB (STNK) = Rp. 856,48 /Pnp
n. Keur (KIR) = Rp. 11,90 /Pnp
----------------------------------------------------- +
Jumlah 1 = Rp. 146.725,53 /Pnp

2. Biaya tidak langsung
a. Biaya Pegawai = Rp. 6.793,94 /Pnp
b. Biaya pengelolaan = Rp. 9.980,45 /Pnp
--------------------------------------------------------- +
Jumlah 2 = Rp. 16.774,39 /Pnp
..........
3. Jumlah Biaya Pokok (1 + 2) = Rp. 163.499,91 /Pnp
4. Tarif (Biaya pokok + Keuntungan 10%) = Rp. 179.849,91 /Pnp

Kita bedah Persentase Biaya terbesar ya sobat...

Biaya yang paling berpengaruh adalah Biaya Bahan Bakar yang memiliki persentase sebesar 35,63%. Oleh karena itu setiap kali ada kenaikan harga bahan bakar maka automatis harga tiket bus akan mengalami kenaikan. Pada bus soloensis kecepatan tidak menjadi nilai jual, oleh karena itu saya memilih untuk meneliti rute ini dari pada meneliti daerah saya (muriaan) karena akan panjang lagi asumsinya dan sebagai pembaca bakalan pusing juga.

Biaya dari Penyusutan Kendaraan bus itu sendiri sebesar 16,76%. Untuk penyusutan armada bus PO X pertahun sebesar Rp.207.200.000 dengan harga 1 bus baru sebesar Rp.1.295.000.000 dan nilai sisa dari bus adalah Rp.295.000.000. (Tahun 2015)

Biaya yang paling berpengaruh selanjutnya adalah SDM dalam hal ini adalah kru bus yaitu sebesar 12,74%. Biaya ini mencakup gaji untuk 2 pengemudi dan 1 orang kondektur masing-masing Rp.2000.000 da Rp.1.000.000 perbulan, dan uang saku untuk 2 orang supir sebesar Rp.125.000 per orang dan Rp. 75.000 untuk kondektur setiap satu kali perjalanan. 

Biaya Penggantian Ban berpengaruh cukup besar untuk bus, pada perhitungan BOK ini memiliki persentase sebesar 10,83 %. Hal ini disebabkan semakin tinggi kecepatan bus semakin cepat pula ban harus di ganti, atau umur pakai ban bergantung pada kondisi jalan yanag dilalui. karena kondisi ban juga mempengaruhi kenyamanan dan keamanan dari penumpang.

Biaya Adm Office yaitu sebesar 6,10 %. Biaya pengelolaan disini berupa pemeliharaan kantor, bengkel, pool, dan lainnya. 

[5 Biaya tadi merupakan persentase terbesar, tidak teruskan secara menyeluruh karena panjang, yang research udah pusing se pusingnya.]


 PERBANDINGAN BOK BERDASARKAN JUMLAH TEMPAT DUDUK

Lihat gambar berikut ya sobat.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Perbandingan antara pendapatan bus untuk 36 seat. Biaya operasional untuk bus ini sebesar Rp. 1.259.483.738 . Bila dilihat dari gambar 3 perusahaan mengalami BEP bila jumlah penumpang dalam setahun rata-rata 60% atau sekitar 22 orang penumpang untuk setiap rit dari total kapasitas maksimum penumpang. 

Pendapatan bus untuk 34 seat. Biaya operasional untuk bus ini sebesar Rp. 1.269.419.738. Bila dilihat dari gambar 3, perusahaan mengalami BEP bila jumlah penumpang dalam setahun terdapat diantara load factor 60% dan 65% sekitar 21 penumpang. Namun bila rata-rata jumlah penumpang sebesar 21 orang (62%), pendapatan bus ini tidak dapat menutupi besarnya biaya operasional. Sehingga jumlah rata-rata penumpang pertahun agar perusahaan tidak mengalami kerugian minimal load factor sebesar 65%.

Pendapatan bus untuk 30 seat. Biaya operasional untuk bus ini sebesar Rp. 1.266.935.738. Bila dilihat dari gambar 3, perusahaan mengalami BEP bila jumlah penumpang dalam setahun rata-rata 65% atau sekitar 20 orang penumpang untuk setiap rit dari total kapasitas maksimum penumpang. Pendapatan bus untuk 28 seat. Biaya operasional untuk bus ini sebesar Rp. 1.264.451.738. 

Bila dilihat dari gambar 3, perusahaan mengalami BEP bila jumlah penumpang dalam setahun terdapat diantara load factor 55% dan 60% . Maka jumlah rata –rata penumpang untuk bus dengan 28 seat agar perusahaan mengalami BEP yaitu sebesar 57% atau rata-rata 16 orang penumpang per tahun.
-------

Jadi inti dari tulisan ini adalah

Inti dari perhitungan di atas

1. Hasil dari perhitungan biaya operasional bus, Kelas executive. Maka didapatkan besarnya biaya operasional untuk 1 bus sebesar Rp. 1.236.059.353,10 / tahun

2. Hasil dari analisis data harga tarif berdasarkan biaya operasional kendaraan untuk bus, kelas executive jurusan Solo – Jabodetabek adalah sebesar Rp.163.499,91 /pnp. Setelah di tambahkan keuntungan sebesar 10% maka tarif berdasarkan biaya operasional sebesar Rp 179.849,91 / pnp

Tulisan diatas sudah include fasilitas bagi para penumpang, & pemasaran ya, pada tulisan ini lebih fokus kepada BEP, BOK, Load Factor saat ramai hingga sepi. Karena memang tulisan ini masuk ke seri #StartItUP maka pembahasan lebih ditekankan kepada PO. Tulisan ini menjelaskan konsep & chase study yang bisa sobat kembangkan lagi, mau diganti jadi rute pulau sumatra, kalimantan, sulawesi dsb tinggal sobat hitung sendiri, pemilihan topik pulau jawa karena data pendukung lengkap dan saya sendiri berasal dari pulau jawa.

Masih ada pertanyaan?, Mau request topik? Monggo

Nah bagaimana sobat dari pemaparan diatas semoga bisa menjawab pertanyaan sobat ya... Oh ya jangan lupa di share ya postingan ini, kalau ada pertanyaan silakan ditanyakan di kolom komentar. Semoga sobat bisa jadi pengusaha Otobus yang sukses ya.....

----
Tulisan ini dibuat berdasarkan data, dan analisis. Dalam menulis postingan ini membutuhkan waktu lama karena perlu penelitian yang mendalam agar informasi yang diterima dapat dipertanggung jawabkan, penulis mencoba menjelaskan secara singkat namun karena keterbatasan ilmu komunikasi yang dimiliki penulis maka artikel ini menjadi analisis yang mendalam. Bagi yang ingin copas silakan cantumkan sumbernya karena melakukan sebuah kajian itu sangatlah susah & membutuhkan waktu, Mari mengapresiasi karya orang lain.

----
Terima Kasih Kepada Mas Handy Nugroho & Mbak Ratna Purwaningsih atas refrensinya

----
Kamus Istilah :

Load factor atau factor muat : perbandingan antara kapasitas terjual dan kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang dinyatakan dalam (%)

Biaya overhead : biaya yang tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan produksi suatu produk atau jasa.

ASII : Kode Saham Astra

UNTR : Kode Saham UT

BBCA : Kode Saham Bank BCA

Valuasi : nilai ekonomi dari sebuah bisnis. Apabila ada sebuah perusahaan yang mempunyai valuasi Rp1 triliun, maka siapa pun yang ingin mengakuisisi penuh perusahaan tersebut harus mempersiapkan uang minimal Rp1 triliun.

0 Komentar

Dukung kami