Manajemen Risiko Menurut Pandangan Islam



Pada dasarnya Islam mengakui bahwa kecelakaan, kemalangan (kerugian), dan kematian merupakan takdir Allah. Hal ini tidak dapat ditolak, hanya saja kita sebagai manusia juga diperintahkan untuk membuat perencanaan untuk menghadapi ketidakpastian di masa depan. Allah berfirman dalam QS Al-Hasyr ayat 18:



"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"


Konsep manajemen Islam menjelaskan bahwa setiap manusia hendaknya memperhatikan perbuatan yang telah dilakukan pada masa yang telah lalu untuk merencanakan hari esok. Perencanaan yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang.



Manusia tidak dapat memastikan sesuatu yang akan diperolehnya esok hari, namun demikian manusia diwajibkan untuk berusaha. Allah berfirman dalam QS. Al-Luqman ayat 34 sebagai berikut:



"Sesungguhnya hanya disisi Allah ilmu tentang hari kiamat; Dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada didalam rahim. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh , Allah Maha Mengetahui, Maha mengenal."
Sangat jelas bahwa dalam ayat ini manusia dianjurkan untuk berusaha menjaga kelangsungan hidup dengan memproteksi terjadinya kondisi yang buruk. Selain itu ayat diatas menyatakan bahwa Allah menganjurkan adanya upaya-upaya menuju kepada perencanaan masa depan dengan sistem proteksi (asuransi).



Rasulullah sangat memperhatikan kehidupan yang akan terjadi di masa mendatang. Meninggalkan keluarga (ahli waris) yang berkecukupan materi, dalam pandangan Rasulullah sangatlah baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan terlantar. Seperti dalam Sabda Nabi Muhammad Saw, sebagai berikut:



"Diriwayatkan oleh Amir Bin Saad Bin Abi Wasaqy, Telah Bersabda Rasulullah Saw: ‚Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kecukupan itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin yang meminta-minta kepada orang banyak.…"


Dari beberapa contoh tersebut, terlihat bahwa Islam sangat memperhatikan fungsi manajemen risiko dan shari’ah Islam, demi kemaslahatan manusia. Demikian juga halnya dengan perusahaan asuransi syariah harus selalu menjalankan fungsi manajemen risiko karena sudah merupakan Sunnatullah dan keharusan dari agama Islam. Maka, sudah menjadi karakter bagi perusahaan asuransi syariah untuk mengembangkan dan mengaplikasikan fungsi manajemen didalam mengelola amanah finansial yang dipegangnya, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi peserta asuransi atau perusahaan asuransi syariah.

Jadi manajemen risiko dalam Islam adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan perusahaan dengan melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan prinsip shari’ah Islam.


0 Komentar

Dukung kami