Apa Itu Value Investing



Dalam berinvestasi di pasar saham, metode yang sudah sangat terbukti adalah Value Investing. Seperti diceritakan pada bagian sebelumnya, Benjamin Graham (The Father of Value Investing) telah melahirkan banyak murid terkenal yang kemudian mendapatkan kesuksesan besar dalam dunia investasi, termasuk Warren Buffett. Di Indonesia, kita mengenal seorang investor yang sangat terkenal, yaitu Lo Kheng Hong, yang meraih kesuksesan besar di pasar saham dengan metode Value Investing. Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Value Investing?

Value Investing is finding a stock that is selling at a discount to its intrinsic value or companies that the market has undervalued for some reason unrelated to its economic fundamentals





Pada gambar di atas, kita melihat ada sebuah garis yang disebut dengan Market Price. Market price ini maksudnya adalah harga saham yang diperdagangkan pada saat ini. Jika Sobat sedang melihat pergerakan harga saham saat ini, maka itulah yang disebut dengan market price. Market price bergerak fluktuatif naik dan turun dalam jangka pendek, namun market price sendiri tidak mencerminkan informasi bisnis apapun. Kita hanya bisa melihat harga sahamnya saat ini sedang naik, atau sedang turun, atau sedang bergerak sideways. Banyak investor yang salah memahami bahwa apabila harga saham sedang naik maka bisnis nya pasti sedang bagus, sementara apabila harga saham sedang turun maka bisnis nya pasti sedang jelek, padahal tidak selalu demikian.

Sering kali, harga saham bergerak secara irasional, ketika bisnis sebuah perusahaan tidak baik harga saham malah bergerak naik, dan sering kali juga ketika bisnis sebuah perusahaan sedang baik harga saham justru bergerak turun. Seringkali pula, harga saham bergerak naik secara signifikan sehingga mencapai harga yang terlalu tinggi, atau bergerak turun secara signifikan sehingga mencapai harga yang terlalu rendah. Dengan kata lain, bisa kita katakan bahwa pasar saham bergerak secara tidak efisien.

Karena ketidak-efisienan pasar saham ini lah, maka diperlukan sebuah indikator bagi investor sebagai pembanding bagi si market price tadi. Indikator inilah yang disebut dengan intrinsic value atau nilai intrinsik. Secara sederhana, nilai intrinsik inilah yang merupakan harga wajar sebuah saham. Kembali lagi, kita belum akan membahas nilai intrinsik , namun pada tahap ini, Sobat hanya perlu mengetahui bahwa ada yang namanya nilai intrinsik (intrinsic value).

Setelah kita mengetahui bahwa ada yang namanya Market Price dan ada yang namanya Intrinsic Value, barulah kita bisa melakukan evaluasi terhadap harga saham saat ini (ingat bahwa Market Price saja tidak memberikan informasi bisnis apapun). Apabila Market Price berada di bawah Intrinsic Value, maka harga saham tersebut bisa kita katakan di bawah harga wajarnya alias masih murah. Sementara ketika Market Price berada di atas Intrinsic Value, maka harga saham tersebut bisa kita katakan di atas harga wajarnya alias mahal.

Dalam konsep Value Investing, kita sebagai investor berinvestasi di perusahaan yang memiliki fundamental yang bagus, namun harga sahamnya sedang dihargai murah oleh market (karena faktor non-economic fundamental), sehingga harga sahamnya berada jauh di bawah intrinsic value nya. Gap antara Market Value dan Intrinsic Value disebut dengan Margin of Safety. Semakin besar Margin of Safety, maka semakin kecil resiko untuk berinvestasi di saham tersebut.

Ref :
Ebook Metode Value Investing Untuk Pemula, Rivan Kurniawan

0 Komentar

Dukung kami