"Salah satu cara untuk menjaga bumi adalah melakukan daur ulang
barang-barang bekas yang ada di rumah. Tapi, jangan sembarangan mendaur ulang
loh. Ada faktor penting dalam proses mendaur ulang"
Sebelumnya apa itu daur ulang? Daur ulang adalah proses untuk mengubah bahan bekas menjadi bahan baru yang bertujuan untuk mencegah terjadi penumpukan sampah yang tak berguna. Rumah sebagai tempat segala aktivitas terjadi, dipastikan menjadi sumber munculnya barang-barang bekas. Namun, proses daur ulang bukanlah hal yang sepele. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Yuk, pelajari!
Pilah barang bekas
Awal yang mesti diperhatikan adalah cek terlebih dahulu barang-barang bekas Sobat. Pilah satu-satu, mana yang masih bisa dipakai dan mana yang sudah harus dibuang. Jangan sampai salah pilih.
Pelajari jenis barangnya
Jangan lupa untuk memperhatikan jenis barang yang sering keluarga sobat beli. Hal ini untuk menentukan jenis dan ukuran tempat penyimpannya. Jika keluarga sobat sering membeli minuman kaleng, pastinya membutuhkan wadah yang besar. Tidak mau kan dipusingkan dengan wadah yang tidak sanggup menampung seluruh barang bekas sobat.
Miliki dua sistem penyortiran
Idealnya, pusat daur ulang di rumah terbagi menjadi dua sistem bagian. Bagian pertama untuk yang dibuang setiap harinya dan bagian kedua untuk yang disimpan. Bagian pertama biasanya berada di tempat limbah paling banyak dihasilkan dan harus dibuang setiap hari yaitu dapur. Proses memilah sebenarnya adalah proses yang melelahkan. Jika bisa dilakukan sekali, lalu mengapa harus dua kali proses?
Gunakan media penyimpan yang mudah dibawa
Menumpuknya barang bekas pastinya akan menghasilkan beban yang berat. Untuk memperingan pekerjaan, gunakanlah wadah yang mudah dibawa.
Catat petunjuk mendaur ulang
Pelajari bagaimana proses mendaur ulang untuk bahan kaca, plastik, kertas, barang elektronik bahkan alat make up . Setiap bahan ini memiliki cara yang berbeda. Cari referensinya dan jangan sembarangan untuk daur ulang.
Yuk, mulai wujudkan peran nyata cinta lingkungan dari bukan dari sekarang kapan lagi!.
0 Komentar